Recent post
friend
Archive for 2015
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas (kekurangan dana tunai) pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia. Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis.
Para peserta bahtsul masail (musyawirin) mengajukan data: Pada Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp 138 triliun.
Penerima dana BLBI antara lain Bank Pelita, Bank Modern, Bank Umum Nasional, Ulung Bank Lautan Berlian, Bank Indonesia Raya, Bank Tamara, Bank Namura Yasonta, Bank Putera Multikarsa, Bank Metropolitan dan Bank Bahari, Bank Intan, Bank Namura Internusa, Bank Putera Surya Perkasa, Bank Tata, Bank Aken, dan Bank Umum Servitia.
Dana BLBI banyak yang diselewengkan oleh para penerimanya. Proses penyalurannya pun banyak yang melalui penyimpangan-penyimpangan, sehingga dilakukan penuntutan di pengadilan. Beberapa mantan direktur BI telah menjadi terpidana. Beberapa direktur bank yang menerima bantuan juga telah divonis, dan kebanyakan kabur ke luar negeri.
Pada 30 Desember 2003, Presiden Megawati mengeluarkan kebijakan berupa Instruksi Presiden No. 8 tahun 2003 tentang pemberian jaminan kepastian hukum kepada debitur yang telah menyelesaikan kewajibannya atau tindakan hukum kepada debitur yang tidak menyelesaikan kewajibannya berdasarkan penyelesaian kewajiban pemegang saham.
Pertimbangan dikeluarkannya INPRES 8/2003 itu adalah dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum bagi para debitur penerima BLBI yang telah menandatangani perjanjian antara lain: Master of Settlement and Acquisition Agreement (MSAA), Master of Refinancing And Note Issuance Agreement (MRNIA) dan/atau Perjanjian Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham dan Pengakuan Utang (APU) yang kooperatif dalam melaksanakan perjanjian tersebut, yaitu dengan cara:
a. Memberikan bukti penyelesaian berupa pelepasan dan pembebanan (Release and Discharge disingkat R&D) kepada para debitur yang telah menyelesaikan kewajiban pemegang saham baik MSAA, MRNIA dan APU;
b. Dalam rangka pemberian kepastian hukum itu menyangkut pembebasan Debitur dari aspek pidana yang terkait langsung dengan program penyelesaian kewajiban pemegang saham, bagi yang masih tahap penyelidikan, penyidikan dan/atau penuntutan oleh instansi penegak hukum, sekaligus dilakukan proses penghentian penanganan aspek pidananya.
Sedangkan bagi debitur yang tidak menandatangani atau tidak melaksanakan perjanjian (MSAA, MRNIA, APU) perlu diberikan tindakan hukum yang tegas dan kongkrit. NPRES 8/2003 ini ditujukan kepada Menko Ekuin selaku Ketua Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), Menteri Kehakiman dan HAM, Menteri BUMN, Jaksa Agung RI, Kepala Kepolisian RI dan Ketua BPPN untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan bagi penyelesian kewajiban pemegang saham dalam rangka penyelesaian seluruh kewajibannya kepada BPPN.
Meskipun beberapa obligor telah menyerahkan asetnya, namun pada kenyataannya nilai aset yang diserahkan jauh dari nilai yang telah mereka nikmati melalui BLBI, sehingga baru-baru ini Jaksa Agung Hendarman Supandji menegaskan, kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia atau BLBI menyakitkan hati rakyat Indonesia. Untuk memenuhi janjinya sebagai Jaksa Agung menangani kasus BLBI, Kejaksaan Agung sudah merekrut 35 jaksa sebagai anggota tim khusus yang menangani BLBI.
Jaksa Agung Hendarman Supandji waktu itu juga menyampaikan komitmennya untuk menangani kasus BLBI, jika ada penyimpangan dalam penanganan kasus BLBI. Dia berjanji tidak akan main-main dan akan mmenindak aparatnya, karena disadari kasus ini menyakitkan hati rakyat Indonesia
Apabila dalam kasus BLBI yang diselidiki tim khusus BLBI itu ditemukan perbuatan melawan hukum yang merugikan negara, kasus itu diajukan ke pengadilan. Jika tidak ada penyimpangan, tapi negara dirugikan, akan diserahkan ke Menteri Keuangan untuk digugat perdata. Tim khusus BLBI Kejaksaan Agung telah menyelidiki dugaan penyimpangan dalam penyerahan nilai aset obligor/pemegang saham pengendali (PSP) kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Kasus pertama berkaitan dengan pencairan dana BLBI Rp 35 triliun pada Mei-Juni 1998. Dalam rangka master of settlement acquisition agreement (MSAA), September 1998, jumlah kewajiban pemegang saham (JKPS) menjadi Rp 52,7 triliun. Pada Juli 1999, hasil audit Lehman Brothers yang ditunjuk BPPN, aset yang diserahkan obligor senilai Rp 52,6 triliun. Pada bulan Desember 1999, BPPN dan Holdico menunjuk
PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk mengaudit. Hasilnya, hanya Rp 23 triliun.
Kasus kedua adalah penyaluran dana BLBI sebesar Rp 37,039 triliun pada 1997. Pada 1998, sejumlah penerima dana BLBI dinyatakan sebagai bank beku operasi dan ditangani BPPN. Kemudian, MSAA disepakati antara PSP dan BPPN dengan nilai JKPS sebesar Rp 28,408 triliun. Pada 1999, disepakati penyelesaian dalam bentuk tunai Rp 1 triliun dan bentuk aset Rp 27,495 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari hasil audit Lehman Brothers, PT Danareksa, dan PT Bahana pada Mei 1999. Saat diaudit PwC pada tahun 2000, nilai aset yang diserahkan itu hanya Rp 1,441 triliun. Dari hasil penjualan sebagian aset, diperoleh Rp 1,819 triliun.
Pascapemberian surat keterangan lunas (SKL) tahun 2004, pada 2007 sisa aset dijual, yang menghasilkan Rp 640 miliar. Secara keseluruhan, total pengembalian uang negara Rp 3,459 triliun. Padahal, dana yang disalurkan Rp 37,039 triliun.
Musyawirin berpandangan, langkah hukum yang tepat penuntutan kembali kembali para obligor yang seolah-olah telah melunasi seluruh kewajibannya, namun diketahui ternyata nilai pengembalian itu jauh dari nilai yang pernah mereka ambil dan nikmati melalui BLBI. Hal ini didukung oleh ketentuan hukum ic Undang Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang menyatakan bahwa pengembalian kerugian Negara tidak menghapuskan tuntutan pidana terhadap para pelaku koorupsi.
Oleh karenanya dari perspektif penegakan hukum tindakan penuntutan kembali terhadap para penerima BLBI merupakan langkah hukum yang perlu dukungan semua pihak, terutama organisasi NU.
Penuntutan hukum terhadap para koruptor khususnya para penerima BLBI dengan orientasi pengembalian aset negara juga merupakan tindakan yang tepat apalagi dikaitkan dengan paradigma pemberantasan korupsi di dunia yang melalu konvensi PBB 2003 telah memprioritaskan penindakan dan pencegahan terhadap korupsi juga diarahkan pada pengembalian aset negara sekalipun aset itu berada di negara lain.
Penuntutan koruptor dengan orientasi penyelamatan aset perlu terus dikembangkan dan didukung karenanya pada suatu titik tertentu akan merupakan tindakan yang mengarah pada “recovery” ekonomi Indonesia secara menyeluruh.
Tokoh Revolusioner Abad 20
Jakarta.Nu.Online.Gelar sebagai bapak perfilman nasional bagi
Usmar Ismail bukanlah yang di terapkan begitu saja terhadap Ketua Umum Lesbumi
ini secara serta merta, melainkan merupakan hasil perjuangan keras yang di
tempuh sejak masa kanak-kanak. Anak Minang yang lahir di Bukittinggi 20 Maret
1921 ini di didik keluarganya sangat ketat dalam beragama, namun ia mempunyai
hobi yang saat itu di pandang sebagai melanggar ajaran agama yaitu menonton film
di gedung bioskop, bahkan si anak hingga pada taraf kecanduan, sehingga palang
pintu rumah bahkan cemeti sang ayah tidak mampu menghalangi hasrat sang anak
terhadap film.
Bahkan
pada bulan Ramadhan ketika yang lain tekun menjalankan salat tarawih di masjid,
sebaliknya ia malah khusuk menyimak film di gedung bioskop. Bahkan ketika
melanjutkan sekolah di Mulo Padang, kebiasaan tersebut tidak sirna, malah
semakin menjadi-jadi. Kalau tidak ada uang juga tidak menjadi masalah sebab ia
bisa bersekongkol dengan penjaga pintu bioskop yang kebetulan bekas teman
sekolahnya, sehingga bisa menyelundupkan Usmar masuk gedung tatkala semua
penonton telah masuk.
Usai
menamatkan Mulo di Padang Usmar melanjutkan pendidikan ke AMS (Algemene
Middlebare School) di Yogjakarta, semasa di AMS tahun 1940-an itu Usmar mulai
aktif belajar teater, hingga suatu ketika ia terpilih sebagai pemeran Mercurios,
tokoh terkenal dalam mitologi Yunani. Walaupun baru pemula, tetapi karena punya
bakat yang baik, maka ia berhasil membawakan perannya dengan gemilang, sehingga
banyak mendapatkan pujian dari para guru dan sejawatnya, yang kebanyakan
berkebangsaan Belanda dan orang asing lainnya. Namun demikian lingkungan yang
serba Belanda dan Barat itu, Usmar tidak menjadi snob, tetap memiliki keprcayaan
diri dan kebangsaan yang kuat, justeru karena bangsa ini lagi menderita,
sehingga perlu di perhatikan dan di tolong.
Pada
panjajahan Jepang Usmar bekerja di bagian pusat kebudayaan (Kaimin Bunka
Sidosha) di Jakarta bersama Armin Pane dan para budayawan lainnya. Dengan para
sastrawan itu Usmar bekerja sama untuk mementaskan beberapa drama, selain itu ia
juga menulis lirik beberapa lagu yang kemudian di gubah oleh musisi nasional
terkenal Cornel Simandjuntak.1 Bahkan bisa dilihat himne FFI adalah ciptaan
Usmar Ismail yang lagunya juga di gubah oleh Cornel Simandjuntak.
Keterlibatannya
di dunia sandiwara semakin mendalam ketika pada tahun 1944 mendirikan kelompok
sandiwara Maya bersama abangnya Abu Hanifah, Rosihan Anwar dan sebagainya.
Peristiwa ini di pandang sebagai tonggak baru bagi munculnya teater modern di
Indonesia, yaitu berdasarkan naskah sastra drama dan tehnik teater Barat.2 Drama
terkenal yang di pentaskan adalah Taufan di Atas Asia karya El-Hakim (Abu
Hanifah). Sementara drama terkenal yang di tulis Usmar saat itu adalah, Mutiara
dari Nusa Laut (1943), Mekar Melati (1945), Liburan Seniman (1945), kumpulan
naskah-naskah tersebut kemudian di terbitkan dengan judul Sedih dan Gembira.
Pengalaman
bergumul yang mendalam di dunia sastra, drama dan media massa dan pengalaman di
medan perang tampaknya merupakan modal yang penting bagi Usmar untuk terjun ke
dunia perfilman.Maka pada tanggal 20 Maret 1950 ia mendirikan perusahaan
perfilman nasioanal yang pertama yaitu Perfini (Perstuan Film Nasional
Inndonesia), persis setahun mendahului berdirinya Persari, yang juga di pelopori
oleh tokoh Lesbumi Djamaluddin Malik. Hari bersejarah itu kemudian di tetapkan
sebagai hari lahir film Nasional,3 dan Usmar Ismail sang pendirinya juga di
kukuhkan sebagai bapak perfilman nasional. Studio Perfini yang berpusat di
kawasan Mampang Raya itu di lengkapi dengan sarana shooting, editing dan
sebagainya.
Pembaruan
terpenting yang dilakukan Usmar adalah mengubah orientasi film dari sekadar
hiburan dan bahan dagangan, dijadikan sarana pendidikan dan perjuangan. Karena
itu film yang pertama kali di produksi Usmar lewat Perfini adalah Darah dan Doa
atau juga di kenal sebagai The Long March of Siliwangi berdasarkan skenario yang
di tulis Sitor Situmorang, dan di sutradarai sendiri oleh Usmar Ismail. Ini
merupakan film yang mengkisahkan perjuangan kemerdekaan nasional. Suatu
peristiwa yang di alami dan I hayati Usmar dalam hidupnya. Atas segala
ikhtiarnya yang cemerlang dan dan tak kenal lelah itu, filmnya Perjuangan
mendapat anugerah sebagi film terbaik dalam festival film Moskow 1961. Selain
pada tanggal 17 Agustus 1962, beberapa bulan setelah berdirinya Lesbumi,
Presiden Soekarno memberikan panghargaan Wijayakusuma, atas karyanya dibidang
pembaruan perfilman nasional.1
Menjadi
kewajiban para sineas Indonesia yang punya idealisme untuk memberikan apresiasi
atau pengertian mengenai film yang lebih jelas dan proporsonal.2 Ini merupakan
tugas para seniman pendewasaan masyarakat. Niatnya untuk mengembangkan apresiasi
kesenian terutama film di lingkungan masyarakat santri itulah antara lain yang
mendorong dia untuk masuk partai NU dan kalangan kaum santri mendirikan lembaga
kebudayaan Lesbumi. Dan Usmar bisa melihat hasil usahanya tersebut. Karena saat
itu tercipta apresiasi seni yang sangat tinggi di kalangan kaum
santri.
Komandan Hizbullah Pendiri Madrasah Pertama di Blambangan Selatan
Pada
zaman-zaman perjuangan merebut kemerdekaan, banyak sekali korban yang harus
dipertaruhkan oleh bangsa Indonesia. Tak terhitung lagi korban yang telah
dipersembahkan demi sebuah kemerdekaan. Bukan sekedar harta dan nyawa, namun
juga perasaan terhinakan karena terus dikejar-kejar dan terusir dari kampung
halaman. Namun tentu saja banyak sekali para pahlawan yang justru
memanfaatkannya untuk berjuang di dua ranah, yakni perjuangan fisik dengan
mengangkat senjata dan perjuangan dakwah dengan mendidik generasi penerus
bangsa.
Salah satu di antara sekian banyak para pahlawan bangsa yang berjuang di dalam dua medan perjuangan sekaligus ini adalah KH Dimyati Banyuwangi. Seorang ulama kharismatik yang telah memiliki banyak jasa bagi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Beliau adalah salah satu di antara para ulama Nahdlatul Ulama dengan andil besar dalam perjuangan fisik yang berpuncak pada meletusnya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
Salah satu bentuk sumbangsih nyata bagi perjuangan fisik merebut kemerdekaan adalah fatwa Beliau yang berbunyi, “seluruh santri santri di daerah Banyuwangi selatan (kawasan Blambangan lama) wajib masuk Hizbullah.” Fatwa ini memiliki konsekwensi yang cukup besar bagi santri-santri di kawasan Banyuwangi selatan. Dengan adanya fatwa ini, para santri memiliki tugas ganda. Pada malam hari mereka harus mengendap-endap untuk menyerang pos-pos keamanan tentara Belanda dan Jepang.
Sementara pagi harinya mereka kembali memeluk kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran agama. Walhasil sebenarnya mereka belajar di atas timbunan amunisi dan mesiu hasil rampasan dari tentara penjajah. Memang secara struktural, KH Dimyati adalah Komandan Hizbullah (laskar pejuang yang berafiliasi ke NU) untuk wilayah Blambangan selatan.
Kegiatan ganda semacam ini di jalani oleh KH Dimyati bersama dengan santri-santrinya di Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab. Bukan tanpa resiko, selain menantang bahaya pada malam hari, mereka juga selalu diintai bahaya pada keesokan hari ketika mereka sedang mengaji. Banyaknya intel penjajah yang berkeliaran membuat keselamatan mereka selalu dipertaruhkan setiap saat.
Selain mengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab, KH Dimyati juga dipercaya sebagai Rois Suriyah I Nahdlatul Ulama cabang Blambangan (saat itu Banyuwangi selatan). Sementara pada waktu tersebut Pengurus Tanfidiyah dipercayakan kepada K Syuja’i. Keduanya, bersama para ulama lain, bahu membahu memimpin penduduk di sana untuk melawan penjajahan. Baik secara fisik maupun melawan terhadap segala dampak buruk penindasan Belanda dan Jepang, termasuk kebudayaan negatif yang dibawa oleh setiap pemerintah penjajah.
Keadaan ini berlangsung terus hingga masa-masa setelah kemerdekaan. Dalam mempertahankan kemerdekaan, para santri terus melakukan penyerangan-penyerangan terhadap pos-pos tentara Belanda pada malam hari. Maka benar saja, lama kelamaan perlawanan mereka pun tercium oleh Belanda. Sehingga pondok pesantren yang dipimpinnya pun digerebek oleh tentara Belanda.
Seluruh bangunan dibakar, termasuk bangunan pesantren dan tempat tingaal KH Dimyati diratakan dengan tanah oleh Belanda. Seluruh kitab-kitab Beliau sebanyak dua lemari besar pun habis di makan api. Karena di bawah bangunan pesantren banyak tertanam amunisi dan mesiu hasil rampasan para santri ketika bergerilya malam hari, maka akibat pembakaran semakin menjadi-jadi. Mesiu-mesiu ini mengakibatkkan api yang melalap gedung pesantren semakin menyala menjadi-jadi dan menimbulkan ledakan-ledakan hebat.
Meski para santri telah diperintahkan menyingkir dan berpencar, salah seorang santri bernama Muhammad Fadlan tertembak dan gugur pada penyerangan Belanda tersebut. Muhammad Fadlan kemudian dikuburkan sebagai syuhada dan dipindahkan ke Makam Pahlawan Banyuwangi pada tahun 1962.
Sementara KH Dimyati ditangkap oleh Belanda dan ditahan selama 27 bulan hingga pertengahan tahun 1949. Komandan Hizbullah Blambangan selatan ini sebenarnya sudah hampir dieksekusi oleh Belanda. Namun menurut beberapa cerita, ketika menjelang hari-hari eksekusi, dokumen-dokumen pidananya oleh Belanda ternyata hilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Sehingga eksekusi tidak pernah benar-benar dilaksanakan, sampai waktunya ia dibebaskan karena kekalahan-kelahan Belanda di Indonesia.
Lahan untuk para Santri
Setelah keluar dari tahanan Belanda dan bangsa Indonesia kembali menata kehidupannya dengan merdeka, maka KH Dimyati kembali membangun pesantrennya.
Pada tahun 1950 KH Dimyati mengumpulkan para tokoh agama di wilayah Banyuwangi selatan, dan pada tahun 1951 beliau secara resmi mengasuh Pesantren Nahdlatut Thullab kembali.
Pada tahun 1957 Beliau dan keluarganya mendirikan Yayasan Nahdlatut Thullab. Beberapa saudara-saudara dan relasi keluarga KH Dimyati kemudian mengajukan permohonan kepada Presiden Soekarno di Jakarta. Rupanya pengajuan ini berhasil dan mendapatkan dana yang cukup untuk membangun kembali kompleks pesantren yang telah dibumihanguskan Belanda tersebut.
Dana dari Presiden Soekarno ini rupanya diirit-irit oleh panitia pembangunan, sehingga memiliki sisa yang cukup untuk dibelikan sawah seluas 5 hektare yang kemudian dikelola oleh para santri untuk menunjang kehidupan mereka selama mondok di Pesantren Nahdlatut Thullab.
Metode penggarapan sawah oleh santri ini merupakan perluasan manfaat yang didapatkan oleh KH Dimyati dari pengalamannya selama Beliau menuntut ilmu di berbagai pesantren di Jawa Timur.
Menurut ceritanya, dahulu sewaktu KH Dimyati menginjak masa-masa remaja, ia ingin menuntut ilmu ke luar dari wilayah Blambangan (Banyuwangi). Maka, ia pun mengutarakan maksudnya ini kepada ibundanya. Namun sang ibu menyatakan bahwa keluarganya sedang tidak memiliki bekal yang cukup untuk membiayai keinginannya. Keluarga di Banyuwangi hanya memiliki tanah persawahan yang tidak dapat diharapkan banyak karena sulitnya zaman akibat penjajahan.
Namun Dimyati nampaknya telah teguh dengan keinginannya. Ia menginginkan untuk menjual sawah yang menjadi bagain warisannya kelak ketika dewasa. Kendati terheran-heran dan ham[ir tak percaya, Ibunya pun kemudian menyangupi ketika melihat tekad bulat anaknya ini. Ibunya lebih heran lagi ketika melihat bahwa semua uang hasil penjualan sawah satu satu hektar bagiannya, ternyata seluruhnya dibelikan kitab. Saking herannya ibunya bahkan sempat mengatakan, ”Makan tuh kitab.”
Walhasil Dimyati pun segera meninggalkan rumahnya untuk modok ke Pesantren Termas, di Pacitan. Karena seluruh uangnya telah dibelikan kitab, maka ia hanya dibekali oleh ibunya dengan sekarung cengkaruk/karak campur jagung. Bahan makanan ini berupa bahan yang menunjukkan betapa sebenarnya keluarga Dimyati di banyuwangi juga sama-sama susah akibat penjajahan Belanda.
Namun rupanya dengan bekal hanya sekarung cengkaruk ini, Dimyati mampu bertahan hingga tiga tahun di Pesantren Termas. Rupanya ia bertahan di Termas dengan cara bekerja ke sawah untuk mencukupi kebutuhannya selama mondok. Karenanya KH Dimyati kemudian menerapkan metode ini di pesantrennya yang telah ia bangun kembali.
Selama mondok Dimyati memang terkenal sebagai santri yang tekun, konon ia adalah santri kesayangan sang pengasuh Pesantren Termas. Pada saat itu pondok Termas berada di bawah bimbingan KH. Hafidz Dimyati. Karena saking sayangnya, di sinilah Dimyati berganti namanya menjadi Dimyati, nama yang digunakannya hingga akhir hayatnya. Sebelumnya, nama lahirnya adalah Muhibbut Thobari. Maka setelah boyongan dari Pesantren Termas, ia pun menggunakan nama Dimyati. Sementara nama lahirnya, Muhibbut Thobari, tak lagi digunakan.
Dalam pandangan KH Dimyati, para santri sah-sah saja bekerja selama menimba ilmu di pesantren, karena justru akan membantu mereka untuk mandiri sejak dini dan tidak membebani orang tua di rumah. Pesantren dapat menyediakan lahan yang digunakan oleh para santri untuk bercocok tanam atau membuka usaha, asalkan tidak mengesampingkan tugas utamanya, yaitu belajar ilmu agama. Dengan demikian para santri dapat menopang sendiri hidupnya, sehingga tidak perlu dikirim oleh orangtua dari rumah.
Begitulah yang dijalaninya selama mengaji di tiga pesantren, yakni Pesantren Termas Pacitan, Pesantren Cemoro di bawah asuhan KH Abdullah Fakih dan Pesantren Idham Sari, Genteng di bawah bimbingan KH Abdullah Syuja’. Kedua pesantren yang terakhir berada di wilayah Banyuwangi sendiri.
Maka demikian pun ia mempraktekkan ilmunya ketika telah mengasuh pesantren. Para santri di Nahdlatut Thullab tidak harus membawa bekal atau dibekali oleh orang tuanya dari rumah. Asalkan santrinya bekerja keras tentu dapat menopang kehidupan dan membiayai pendidikannya selama di pesantren. Karenanya, dana pembangunan pesantren yang dari Presiden Soekarno disisakan untuk membeli lahan, agar para santri tidak membebani orang tua masing-masing.
Kenyataan ini adalah yang sebenarnya, karena entah kebetulan atau tidak, jumlah santrinya tidak pernah lebih dari kapasitas lahan yang tersedia untuk menopang kehidupan dan kebutuhan belajar mereka. Sehingga KH Dimyati dapat benar-benar mendidik mereka dengan seksama, termasuk ketika harus membina mereka sebagai laskar Hizbullah pada kegelapan malam. Mengendap-endap dan menyergap musuh, untuk merangkul kitab kuning pagi harinya di pesantren.
Sorogan Tak-langsung dan Pendidikan Bilfi'li
Dalam sistem pendidikan di pesantrennya, KH Dimyati mengandalkan lebih mengandalkan sistem sorogan. Sistem ini menjadikan santri-santrinya menyimak dengan seksama. Karena sorogan yang dipakai oleh KH Dimyati adalah "sorogan tak langsung”. Artinya para santri mengulangi membaca kitab yang telah dibaca oleh sang kyai beberapa hari sebelumnya. Jadi para santri secara otomatis akan mendengarkan dengan seksama ketika sang kyai sedang membacakan, karena mereka harus mengulanginya secara terjadwal.
Sementara cara lain yang digunakan oleh KH Dimyati di Pesantrennya adalah metode bandongan. Dalam mekanisme bandongan sang kyai bebas menerangkan agar para santri mengerti maksud-maksud tersirat dari teks-teks kitab yang sedang dipelajari. Cara ini lazim digunakan di madrasah-madrasah Blambangan selatan sebagaimana juga pesantren-pesantren Nusantara lainnya.
Selama mengasuh pesantren, selain terlibat dalam perjuangan fisik secara langsung di malam hari, KH Dimyati juga sempat membuat karangan tentang akhlak (karakter) yang semestinya dimiliki oleh para remaja Islam. Karangan ini berbentuk nadzam(semacam pantun dalam bahasa Arab, yang menggunakan susunan rima ab ab. Nadzam karangan KH Dimyati ini berjudulMuidzotus Syibyan (Nasehat untuk para Remaja).
Pesantren Nahdlatut Thullab sendiri sangat mengutamakan penguasaan ilmu alat, nahwu dan shorof. Meski tentu saja kitab2 tafsir juga menjadi kajian utama para santrinya. Menurut beberapa santri yang sempat menimba ilmu kapada KH Dimyati, kehebatan Pesantren Nahdlatut Thullab adalah dalam pengembangan aqoid 50-nya. Melalui pembinaan Aqoid 50 ini para santri yang telah boyongan dapat memberikan solusi untuk masalah-masalah ketuhanan kepada masyarakat di daerah alumni itu sendiri.
Beberapa santri bahkan menyatakan ilmu-ilmu tersebut dapat mereka kuasai secara ”ladunni”. Artinya, dulu ketika diajar langsung terkadang mereka tidak memahami pelajaran saat itu juga, namun setelah kelaur dan mengabdi untuk masyarakat, mereka tiba-tiba teringat dan mengerti maksud penjelasan KH Dimyati sewaktu di pesantren dahulu.
Metodenya pembelajaran KH Dimyati sebenarnya sangat sederhana sekali. Namun karena keyakinan tinggi dari para santrinya, maka mereka mendapatkan semacam pencerahan. Hal pertama yang ditancapkan kepada para santri adalah Al-Qur’an. Para santri diwajibkan senantiasa mendawamkan membaca Al-Qur’an di sepanjang hari, di setiap aktifitas mereka. Kemudian barulah didoktrin dengan Aqoid 50 dan baru belajar nahwu shorof serta ilmu-ilmu lainnya.
Hal penting lain yang diajarkan KH Dimyati adalah pendidikanbilhal/bifi’li. Yakni pendidikan praktek langsung, bukan hanya teori. KH Dimyati terkenal suka mengajak para santrinya untuk bersilaturrahim. Hal ini adalah salah satu aspek pendidikan yang terus tertanam di hati para santrinya sepanjang hidup mereka.
Beberapa santri bahkan menyatakan, sifat kewiraan KH. Dimyati banyak menitis/menurun kepada anak didiknya. Mereka sering didatangi oleh KH Dimyati jika malakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran KH Dimyati. Jika mereka mengalami hambatan atau kendala dalam kehidupan, kemudian bertawassul kepada KH Dimyati, maka biasanya mereka kemudian segera menemukan solusi dari permasalahan mereka.
”Semasa masih di pondok, para santri seakan tidak merasakan keistimewaan menimba ilmu kepada KH Dimyati, namun setelah mereka kembali pulang ke daerahnya masing-masing, barulah mereka mengerti keistimewaan tinggal di pondok ini. Kebanyakan para santri baru menyadari manfaat menimba ilmu pesantren Nahdlatut Thullab, Kaliogoro Kepundungan Srono Banyuwangi, ini setelah berdakwah di rumah,” demikian diungkapkan KH Syaifullah Ali Subagiono, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hikmah, Ketapang Banyuwangi.
Berbagi Relasi untuk para Santri
Menurut Subagiono, KH Dimyati benar-benar menjadikan hidupnya sebagai pengabdian sepenuhnya kepada sesama, termasuk kepada orang-orang dari tanah kelahirannya, Yogyakarta. Di manapun para alumni berada, biasanya mereka mendapatkan solusi terkait relasi yang ditunjukkan oleh KH Dimyati. Hal ini dikarenakan KH Dimyati yang berasal dari keluarga Yogyakarta memang memiliki banyak relasi di Jakarta, Yogyakarta dan daerah-daerah lain.
Luasnya jaringan relasi di kalangan para pemimpin bangsa, dibuktikan oleh kunjungan berkala dari ketiga menteri agama Republik Indoensia yangd ari NU, yakni KH A. Wahid Hasyim, KH Syaifuddin Zuhri dan KH Ahmad Dahlan, termasuk KH Ahmad Syaikhu. Meski sudah menjadi pejabat negara di tingkat pusat, namun tamu-tamu ini tetap bersikap santai di pesantren. Mereka biasa tiduran dan bercengkerama dengan santri di pendopo pesantren.
Terpenting KH Dimyati selalu menanamkan jiwa ke-NU-an di hati anak didiknya. Beliau menyatakan ingin hidup sebagai orang NU dan kelak jika meninggal pun sebagai orang NU. KH Dimyati mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemajuan NU. Sementara untuk urusan anak-anaknya, ia menyatakan, toh mereka bisa mencari hidup sendiri-sendiri.
Tokoh Kharismatik dari Blambangan selatan ini, terlahir pada tahun 1912 dan dibawa pindah ke kawasan Blambangan selatan oleh keluarganya, yang berasal dari Wonokromo Yogyakarta, sekitar tahun 1915-an dan boyongan dari pesantren untuk mendirikan pesantren dan berdakwah di daerah Blambangan selatan pada tahun 1936. pada tahun 1959 setelah usai merampungkan pembangunan gedung pesantrennya dan menyediakan cukup lahan untuk para santrinya menopang kehidupan dan biaya belajar selama di sana, KH Dimyati berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Namun di sanalah rupanya Beliau datang untuk menghadap kepada Rabb-nya pada usia 47 tahun. Sebuah pemakaman tanpa penghormatan militer, meskipun Beliau selalu berada di garis terdepan dalam pertempuran melawan tentara-tentara Belanda. Selamat jalan Komandan Hizbullah Blambangan selatan. Semoga generasi masa kini dapat meneruskan perjuanganmu mengusir imperialisme dari bumi Nusantara
Salah satu di antara sekian banyak para pahlawan bangsa yang berjuang di dalam dua medan perjuangan sekaligus ini adalah KH Dimyati Banyuwangi. Seorang ulama kharismatik yang telah memiliki banyak jasa bagi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Beliau adalah salah satu di antara para ulama Nahdlatul Ulama dengan andil besar dalam perjuangan fisik yang berpuncak pada meletusnya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama.
Salah satu bentuk sumbangsih nyata bagi perjuangan fisik merebut kemerdekaan adalah fatwa Beliau yang berbunyi, “seluruh santri santri di daerah Banyuwangi selatan (kawasan Blambangan lama) wajib masuk Hizbullah.” Fatwa ini memiliki konsekwensi yang cukup besar bagi santri-santri di kawasan Banyuwangi selatan. Dengan adanya fatwa ini, para santri memiliki tugas ganda. Pada malam hari mereka harus mengendap-endap untuk menyerang pos-pos keamanan tentara Belanda dan Jepang.
Sementara pagi harinya mereka kembali memeluk kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran agama. Walhasil sebenarnya mereka belajar di atas timbunan amunisi dan mesiu hasil rampasan dari tentara penjajah. Memang secara struktural, KH Dimyati adalah Komandan Hizbullah (laskar pejuang yang berafiliasi ke NU) untuk wilayah Blambangan selatan.
Kegiatan ganda semacam ini di jalani oleh KH Dimyati bersama dengan santri-santrinya di Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab. Bukan tanpa resiko, selain menantang bahaya pada malam hari, mereka juga selalu diintai bahaya pada keesokan hari ketika mereka sedang mengaji. Banyaknya intel penjajah yang berkeliaran membuat keselamatan mereka selalu dipertaruhkan setiap saat.
Selain mengasuh Pondok Pesantren Nahdlatut Thullab, KH Dimyati juga dipercaya sebagai Rois Suriyah I Nahdlatul Ulama cabang Blambangan (saat itu Banyuwangi selatan). Sementara pada waktu tersebut Pengurus Tanfidiyah dipercayakan kepada K Syuja’i. Keduanya, bersama para ulama lain, bahu membahu memimpin penduduk di sana untuk melawan penjajahan. Baik secara fisik maupun melawan terhadap segala dampak buruk penindasan Belanda dan Jepang, termasuk kebudayaan negatif yang dibawa oleh setiap pemerintah penjajah.
Keadaan ini berlangsung terus hingga masa-masa setelah kemerdekaan. Dalam mempertahankan kemerdekaan, para santri terus melakukan penyerangan-penyerangan terhadap pos-pos tentara Belanda pada malam hari. Maka benar saja, lama kelamaan perlawanan mereka pun tercium oleh Belanda. Sehingga pondok pesantren yang dipimpinnya pun digerebek oleh tentara Belanda.
Seluruh bangunan dibakar, termasuk bangunan pesantren dan tempat tingaal KH Dimyati diratakan dengan tanah oleh Belanda. Seluruh kitab-kitab Beliau sebanyak dua lemari besar pun habis di makan api. Karena di bawah bangunan pesantren banyak tertanam amunisi dan mesiu hasil rampasan para santri ketika bergerilya malam hari, maka akibat pembakaran semakin menjadi-jadi. Mesiu-mesiu ini mengakibatkkan api yang melalap gedung pesantren semakin menyala menjadi-jadi dan menimbulkan ledakan-ledakan hebat.
Meski para santri telah diperintahkan menyingkir dan berpencar, salah seorang santri bernama Muhammad Fadlan tertembak dan gugur pada penyerangan Belanda tersebut. Muhammad Fadlan kemudian dikuburkan sebagai syuhada dan dipindahkan ke Makam Pahlawan Banyuwangi pada tahun 1962.
Sementara KH Dimyati ditangkap oleh Belanda dan ditahan selama 27 bulan hingga pertengahan tahun 1949. Komandan Hizbullah Blambangan selatan ini sebenarnya sudah hampir dieksekusi oleh Belanda. Namun menurut beberapa cerita, ketika menjelang hari-hari eksekusi, dokumen-dokumen pidananya oleh Belanda ternyata hilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Sehingga eksekusi tidak pernah benar-benar dilaksanakan, sampai waktunya ia dibebaskan karena kekalahan-kelahan Belanda di Indonesia.
Lahan untuk para Santri
Setelah keluar dari tahanan Belanda dan bangsa Indonesia kembali menata kehidupannya dengan merdeka, maka KH Dimyati kembali membangun pesantrennya.
Pada tahun 1950 KH Dimyati mengumpulkan para tokoh agama di wilayah Banyuwangi selatan, dan pada tahun 1951 beliau secara resmi mengasuh Pesantren Nahdlatut Thullab kembali.
Pada tahun 1957 Beliau dan keluarganya mendirikan Yayasan Nahdlatut Thullab. Beberapa saudara-saudara dan relasi keluarga KH Dimyati kemudian mengajukan permohonan kepada Presiden Soekarno di Jakarta. Rupanya pengajuan ini berhasil dan mendapatkan dana yang cukup untuk membangun kembali kompleks pesantren yang telah dibumihanguskan Belanda tersebut.
Dana dari Presiden Soekarno ini rupanya diirit-irit oleh panitia pembangunan, sehingga memiliki sisa yang cukup untuk dibelikan sawah seluas 5 hektare yang kemudian dikelola oleh para santri untuk menunjang kehidupan mereka selama mondok di Pesantren Nahdlatut Thullab.
Metode penggarapan sawah oleh santri ini merupakan perluasan manfaat yang didapatkan oleh KH Dimyati dari pengalamannya selama Beliau menuntut ilmu di berbagai pesantren di Jawa Timur.
Menurut ceritanya, dahulu sewaktu KH Dimyati menginjak masa-masa remaja, ia ingin menuntut ilmu ke luar dari wilayah Blambangan (Banyuwangi). Maka, ia pun mengutarakan maksudnya ini kepada ibundanya. Namun sang ibu menyatakan bahwa keluarganya sedang tidak memiliki bekal yang cukup untuk membiayai keinginannya. Keluarga di Banyuwangi hanya memiliki tanah persawahan yang tidak dapat diharapkan banyak karena sulitnya zaman akibat penjajahan.
Namun Dimyati nampaknya telah teguh dengan keinginannya. Ia menginginkan untuk menjual sawah yang menjadi bagain warisannya kelak ketika dewasa. Kendati terheran-heran dan ham[ir tak percaya, Ibunya pun kemudian menyangupi ketika melihat tekad bulat anaknya ini. Ibunya lebih heran lagi ketika melihat bahwa semua uang hasil penjualan sawah satu satu hektar bagiannya, ternyata seluruhnya dibelikan kitab. Saking herannya ibunya bahkan sempat mengatakan, ”Makan tuh kitab.”
Walhasil Dimyati pun segera meninggalkan rumahnya untuk modok ke Pesantren Termas, di Pacitan. Karena seluruh uangnya telah dibelikan kitab, maka ia hanya dibekali oleh ibunya dengan sekarung cengkaruk/karak campur jagung. Bahan makanan ini berupa bahan yang menunjukkan betapa sebenarnya keluarga Dimyati di banyuwangi juga sama-sama susah akibat penjajahan Belanda.
Namun rupanya dengan bekal hanya sekarung cengkaruk ini, Dimyati mampu bertahan hingga tiga tahun di Pesantren Termas. Rupanya ia bertahan di Termas dengan cara bekerja ke sawah untuk mencukupi kebutuhannya selama mondok. Karenanya KH Dimyati kemudian menerapkan metode ini di pesantrennya yang telah ia bangun kembali.
Selama mondok Dimyati memang terkenal sebagai santri yang tekun, konon ia adalah santri kesayangan sang pengasuh Pesantren Termas. Pada saat itu pondok Termas berada di bawah bimbingan KH. Hafidz Dimyati. Karena saking sayangnya, di sinilah Dimyati berganti namanya menjadi Dimyati, nama yang digunakannya hingga akhir hayatnya. Sebelumnya, nama lahirnya adalah Muhibbut Thobari. Maka setelah boyongan dari Pesantren Termas, ia pun menggunakan nama Dimyati. Sementara nama lahirnya, Muhibbut Thobari, tak lagi digunakan.
Dalam pandangan KH Dimyati, para santri sah-sah saja bekerja selama menimba ilmu di pesantren, karena justru akan membantu mereka untuk mandiri sejak dini dan tidak membebani orang tua di rumah. Pesantren dapat menyediakan lahan yang digunakan oleh para santri untuk bercocok tanam atau membuka usaha, asalkan tidak mengesampingkan tugas utamanya, yaitu belajar ilmu agama. Dengan demikian para santri dapat menopang sendiri hidupnya, sehingga tidak perlu dikirim oleh orangtua dari rumah.
Begitulah yang dijalaninya selama mengaji di tiga pesantren, yakni Pesantren Termas Pacitan, Pesantren Cemoro di bawah asuhan KH Abdullah Fakih dan Pesantren Idham Sari, Genteng di bawah bimbingan KH Abdullah Syuja’. Kedua pesantren yang terakhir berada di wilayah Banyuwangi sendiri.
Maka demikian pun ia mempraktekkan ilmunya ketika telah mengasuh pesantren. Para santri di Nahdlatut Thullab tidak harus membawa bekal atau dibekali oleh orang tuanya dari rumah. Asalkan santrinya bekerja keras tentu dapat menopang kehidupan dan membiayai pendidikannya selama di pesantren. Karenanya, dana pembangunan pesantren yang dari Presiden Soekarno disisakan untuk membeli lahan, agar para santri tidak membebani orang tua masing-masing.
Kenyataan ini adalah yang sebenarnya, karena entah kebetulan atau tidak, jumlah santrinya tidak pernah lebih dari kapasitas lahan yang tersedia untuk menopang kehidupan dan kebutuhan belajar mereka. Sehingga KH Dimyati dapat benar-benar mendidik mereka dengan seksama, termasuk ketika harus membina mereka sebagai laskar Hizbullah pada kegelapan malam. Mengendap-endap dan menyergap musuh, untuk merangkul kitab kuning pagi harinya di pesantren.
Sorogan Tak-langsung dan Pendidikan Bilfi'li
Dalam sistem pendidikan di pesantrennya, KH Dimyati mengandalkan lebih mengandalkan sistem sorogan. Sistem ini menjadikan santri-santrinya menyimak dengan seksama. Karena sorogan yang dipakai oleh KH Dimyati adalah "sorogan tak langsung”. Artinya para santri mengulangi membaca kitab yang telah dibaca oleh sang kyai beberapa hari sebelumnya. Jadi para santri secara otomatis akan mendengarkan dengan seksama ketika sang kyai sedang membacakan, karena mereka harus mengulanginya secara terjadwal.
Sementara cara lain yang digunakan oleh KH Dimyati di Pesantrennya adalah metode bandongan. Dalam mekanisme bandongan sang kyai bebas menerangkan agar para santri mengerti maksud-maksud tersirat dari teks-teks kitab yang sedang dipelajari. Cara ini lazim digunakan di madrasah-madrasah Blambangan selatan sebagaimana juga pesantren-pesantren Nusantara lainnya.
Selama mengasuh pesantren, selain terlibat dalam perjuangan fisik secara langsung di malam hari, KH Dimyati juga sempat membuat karangan tentang akhlak (karakter) yang semestinya dimiliki oleh para remaja Islam. Karangan ini berbentuk nadzam(semacam pantun dalam bahasa Arab, yang menggunakan susunan rima ab ab. Nadzam karangan KH Dimyati ini berjudulMuidzotus Syibyan (Nasehat untuk para Remaja).
Pesantren Nahdlatut Thullab sendiri sangat mengutamakan penguasaan ilmu alat, nahwu dan shorof. Meski tentu saja kitab2 tafsir juga menjadi kajian utama para santrinya. Menurut beberapa santri yang sempat menimba ilmu kapada KH Dimyati, kehebatan Pesantren Nahdlatut Thullab adalah dalam pengembangan aqoid 50-nya. Melalui pembinaan Aqoid 50 ini para santri yang telah boyongan dapat memberikan solusi untuk masalah-masalah ketuhanan kepada masyarakat di daerah alumni itu sendiri.
Beberapa santri bahkan menyatakan ilmu-ilmu tersebut dapat mereka kuasai secara ”ladunni”. Artinya, dulu ketika diajar langsung terkadang mereka tidak memahami pelajaran saat itu juga, namun setelah kelaur dan mengabdi untuk masyarakat, mereka tiba-tiba teringat dan mengerti maksud penjelasan KH Dimyati sewaktu di pesantren dahulu.
Metodenya pembelajaran KH Dimyati sebenarnya sangat sederhana sekali. Namun karena keyakinan tinggi dari para santrinya, maka mereka mendapatkan semacam pencerahan. Hal pertama yang ditancapkan kepada para santri adalah Al-Qur’an. Para santri diwajibkan senantiasa mendawamkan membaca Al-Qur’an di sepanjang hari, di setiap aktifitas mereka. Kemudian barulah didoktrin dengan Aqoid 50 dan baru belajar nahwu shorof serta ilmu-ilmu lainnya.
Hal penting lain yang diajarkan KH Dimyati adalah pendidikanbilhal/bifi’li. Yakni pendidikan praktek langsung, bukan hanya teori. KH Dimyati terkenal suka mengajak para santrinya untuk bersilaturrahim. Hal ini adalah salah satu aspek pendidikan yang terus tertanam di hati para santrinya sepanjang hidup mereka.
Beberapa santri bahkan menyatakan, sifat kewiraan KH. Dimyati banyak menitis/menurun kepada anak didiknya. Mereka sering didatangi oleh KH Dimyati jika malakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran KH Dimyati. Jika mereka mengalami hambatan atau kendala dalam kehidupan, kemudian bertawassul kepada KH Dimyati, maka biasanya mereka kemudian segera menemukan solusi dari permasalahan mereka.
”Semasa masih di pondok, para santri seakan tidak merasakan keistimewaan menimba ilmu kepada KH Dimyati, namun setelah mereka kembali pulang ke daerahnya masing-masing, barulah mereka mengerti keistimewaan tinggal di pondok ini. Kebanyakan para santri baru menyadari manfaat menimba ilmu pesantren Nahdlatut Thullab, Kaliogoro Kepundungan Srono Banyuwangi, ini setelah berdakwah di rumah,” demikian diungkapkan KH Syaifullah Ali Subagiono, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hikmah, Ketapang Banyuwangi.
Berbagi Relasi untuk para Santri
Menurut Subagiono, KH Dimyati benar-benar menjadikan hidupnya sebagai pengabdian sepenuhnya kepada sesama, termasuk kepada orang-orang dari tanah kelahirannya, Yogyakarta. Di manapun para alumni berada, biasanya mereka mendapatkan solusi terkait relasi yang ditunjukkan oleh KH Dimyati. Hal ini dikarenakan KH Dimyati yang berasal dari keluarga Yogyakarta memang memiliki banyak relasi di Jakarta, Yogyakarta dan daerah-daerah lain.
Luasnya jaringan relasi di kalangan para pemimpin bangsa, dibuktikan oleh kunjungan berkala dari ketiga menteri agama Republik Indoensia yangd ari NU, yakni KH A. Wahid Hasyim, KH Syaifuddin Zuhri dan KH Ahmad Dahlan, termasuk KH Ahmad Syaikhu. Meski sudah menjadi pejabat negara di tingkat pusat, namun tamu-tamu ini tetap bersikap santai di pesantren. Mereka biasa tiduran dan bercengkerama dengan santri di pendopo pesantren.
Terpenting KH Dimyati selalu menanamkan jiwa ke-NU-an di hati anak didiknya. Beliau menyatakan ingin hidup sebagai orang NU dan kelak jika meninggal pun sebagai orang NU. KH Dimyati mengabdikan seluruh hidupnya untuk kemajuan NU. Sementara untuk urusan anak-anaknya, ia menyatakan, toh mereka bisa mencari hidup sendiri-sendiri.
Tokoh Kharismatik dari Blambangan selatan ini, terlahir pada tahun 1912 dan dibawa pindah ke kawasan Blambangan selatan oleh keluarganya, yang berasal dari Wonokromo Yogyakarta, sekitar tahun 1915-an dan boyongan dari pesantren untuk mendirikan pesantren dan berdakwah di daerah Blambangan selatan pada tahun 1936. pada tahun 1959 setelah usai merampungkan pembangunan gedung pesantrennya dan menyediakan cukup lahan untuk para santrinya menopang kehidupan dan biaya belajar selama di sana, KH Dimyati berangkat menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Namun di sanalah rupanya Beliau datang untuk menghadap kepada Rabb-nya pada usia 47 tahun. Sebuah pemakaman tanpa penghormatan militer, meskipun Beliau selalu berada di garis terdepan dalam pertempuran melawan tentara-tentara Belanda. Selamat jalan Komandan Hizbullah Blambangan selatan. Semoga generasi masa kini dapat meneruskan perjuanganmu mengusir imperialisme dari bumi Nusantara
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit dan bumi. (QS Al-Ahzab: 72)
Dalam wacana faham Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) bahwa membangun negara (imamah) adalah wajib syar'i. Hal tersebut didasarkan pada dalil-dalil berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ
وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ
وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ
تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS An-Nisa`: 59)
مَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِيْ عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ
مَْيتَةً جَاهِلِيَّةٌ
Barangsiapa yang meninggal tanpa pernah melakukan baiat (janji loyal kepada pemimpin), ia mati secara jahiliyah. (HR Muslim)
Bahwa keahlian memegang amanat kekuasaan mensyaratkan kemampuan, kejujuran, keadilan dan kejuangan yang senantiasa memihak kepada pemberi amanat.
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ
الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَاً
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS An-Nisa`: 58)
إذَا ضُيِّعَتْ الأمَانَةُ فَانْتَظِرُ السَّاعَةَ.
قِيْلَ وَكَيْفَ إضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إذَا وُسِدَ الْأمْرُ إلَى غَيْرِ
أهْلِهِ
Apabila amanat disia-siakan maka tunggulah masa kehancurannya. Rasulullah ditanya seseorang: "Bagaimana menyia-nyiakan amanat itu?" Beliau menjawab: "Apabila suatu pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya." (HR Bukhari)
Proses pengangkatan kepemimpinan negara (nashbul imam) sebagai pengemban dan pemikul amanat kekuasaan, menurut Islam, dapat dilakukan dengan beberapa alternatif/cara yang disepakati oleh rakyat sepanjang tidak bertentangan dengan syari'ah.
Sebuah negara harus dibangun nilai-nilai luhur keislaman yang antara lain meliputi: al-'adalah (keadilan), al-amanah (kejujuran), dan as-syura (kebersamaan).
وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ
بِالْعَدْلِ إِنَّ اللّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ سَمِيعاً
بَصِيراً
Apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS An-Nisa`: 58)
Untuk merealisasikan nilai-nilai luhur tersebut diperlukan wujudnya pemerintahan yang demokratik, bersih dan berwibawa.
Untuk melahirkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa diperlukan adanya kesadaran dan keinginan yang kuat dari rakyat untuk bersama-sama melahirkannya.
Negara yang demokatik yang merupakan perwujudan syura dalam Islam menuntut para pemimpinnya bukan saja bersedia untuk dikontrol, tetapi menyadari sepenuhnya bahwa kontrol sosial merupakan kebutuhan kepemimpinan yang memberi kekuatan moral untuk meringankan beban dalam mewujudkan pemerintahan yang adil, bersih dan berwibawa.
(Bahtsul masa'il diniyyah maudluiyyah pada Munas Alim Ulama
di Pondok Pesantren Qomarul Huda, Bagu, Pringgarata, Lombok tengah, Nusa
Tenggara Barat, 16-20 Rajab 1418 H / 17 November
Dalam sebuah
kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa
saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang
diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam.
Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur
Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila
sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat
lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari
manusia.''
Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.
Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''
Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.
Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.
Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.
Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.
Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.
Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.
Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.
Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''
Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.
Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.
Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.
Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.
Dari Al
Muwatta' Hingga Madzhab Maliki
Al Muwatta' adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimewaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.
Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta' tak akan lahir bila Imam Malik tidak 'dipaksa' Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta'. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).
Dunia Islam mengakui Al Muwatta' sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta', Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.
Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta', kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.
Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).
Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.
Apa saja yang perlu kita lakukan sebelum melakukan proses penerjemahan subtitlenya ?
Cari & Download Subtitle berbahasa Inggris yang sesuai.
Hal pertama yang harus dilakukan, kita mendownload subtitle versi Englishnya di :
Masukkan judul film-nya ke kolom isian Search-nya (kalau bisa lengkap
dengan tahun rilisnya). Downloadlah subtitle berbahasa inggris (english)
yang punya kemiripan judul dengan film yang telah anda download. Jika
di informasi download film anda sebelumnya ada kata-kata seperti :
- BRrip / Bluray / DVDrip / R5
- 1080p / 720p / H462
- H264 / X264 / Xvid
- by INFERNO / GANOOL dan berbagai macam nama pengupload filmnya.
Gunakan hal tersebut untuk mendownload subtitle english yang paling sesuai.
- BRrip / Bluray / DVDrip / R5
- 1080p / 720p / H462
- H264 / X264 / Xvid
- by INFERNO / GANOOL dan berbagai macam nama pengupload filmnya.
Gunakan hal tersebut untuk mendownload subtitle english yang paling sesuai.
Pastikan tipe file subtitle yang di download itu bertipe SRT (akhiran
.srt). Karena berdasarkan pengalaman penulis tipe file SRT, ini
merupakan file text murni yang paling mudah untuk diedit / terjemahkan.
Cek Sinkron text subtitle dengan filmnya.
Hal selanjutnya yang harus kita lakukan mencoba synchronisasi subtitle
bahasa Inggris (english), yang kita download itu dengan filmnya. Lakukan
rename nama file subtitle-nya terlebih dahulu, sesuaikan dengan nama
file filmnya.
Misalnya nama file film-nya : Underworld_Awakening_2012.mkv
Maka nama file subtitlenya harus sama persis : Underworld_Awakening_2012.srt
Letakkan file subtitlenya di folder yang sama dengan file filmnya.
Maka nama file subtitlenya harus sama persis : Underworld_Awakening_2012.srt
Letakkan file subtitlenya di folder yang sama dengan file filmnya.
Nama depan file dibuat sama
Player Film / Video yang kita butuhkan adalah Media Player Classic versi
terakhir. Aktifkan mode VRM7 / VRM9 Renderless pada opsi Output Media
Player Classic-nya, agar bisa memunculkan subtitle yang kita download
itu.
Menu Option Media Player Classic
Jalankan Media Player Classic (MPC) lalu open file filmnya. Jika tidak
ada error di file subtitlenya, maka otomatis subtitle versi englishnya
akan ikut muncul.
Pastikan antara adegan berbicara / ngobrol di filmnya dengan text
english subtitle-nya benar-benar sama persis, coba di bagian awal film,
lalu majukan ke bagian akhir film.
Jika ternyata tidak sama, silahkan cari dan download lagi subtitle versi english yang lain di :
Jika terpaksa, kita bisa memaju mundurkan timing (waktu) di dalam subtitle menggunakan tools SRT Editor, bisa di download di :
http://www.mediafire.com/?v93dsx2cvc08ugi
atau http://www.4shared.com/file/Bvi3ikOz/SRT_Editor_31.html
atau http://www.4shared.com/file/Bvi3ikOz/SRT_Editor_31.html
Proses Penerjemahan Text Subtitle ke bahasa Indonesia.
Jika seluruh text subtitlenya sama persis dengan adegan berbicara /
ngobrol di filmnya, juga timing / waktunya telah sinkron tiba saatnya
buat kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Buat duplikat / copy dari file subtitle-nya (.srt),
lalu rename akhiran file duplikatnya dari .srt menjadi .txt.
lalu rename akhiran file duplikatnya dari .srt menjadi .txt.
Rename SRT menjadi TXT
Gunakan browser internet, buka link / URL berikut :
Ubah setting bahasanya menjadi :
From: “english” To: “Indonesian”
Setting Google Translate
lalu klik link yang bertuliskan “translate a document”
browsing ke file subtitle yang telah kita ubah akhirannya menjadi .TXT
tadi. Lalu klik tombol biru “Translate” untuk memproses / menerjemahkan
file text tadi.
Browse file TXT
Hasilnya seperti ini.
Seleksi seluruh text hasil proses Translate-nya, Copy (Ctrl + C)
Lalu buka file .TXT tadi dengan Notepad.exe, replace / timpa seluruh
textnya dengan hasil copy tadi (hasil translate / terjemahan ke bahasa
Indonesia).
Masih di dalam editor Notepad.exe, tekan Ctrl+H,
isi kolom “Find what” dengan : ->
lalu isi kolom “Replace with” dengan : –>
lalu klik tombol Replace All.
lalu isi kolom “Replace with” dengan : –>
lalu klik tombol Replace All.
Replace kata "->" menjadi "-->" di Notepad
Simpan / Save perubahannya, lalu tutup editor Notepad-nya. Rename
akhiran file .TXT menjadi .SRT . Ubah kembali nama file subtitle yang
berisi terjemahan ini, mengikuti nama file filmnya.
Sekarang kita telah memiliki film dengan text subtitle dalam bahasa Indonesia 
Silahkan dinikmati filmnya 
Banyak yang mungkin bertanya kok pakai Google Translate buat terjemahin ??
Sampai saat artikel ini dibuat, menurut penulis pribadi, Translator
Google ke dalam Bahasa Indonesia, telah jauh lebih baik / tepat hasilnya
jika dibanding versi awal Google Translate dulu 
Perbaikan secara manual bisa kita lakukan melalui editor Notepad :
- Memperbaiki struktur kalimat bahasa Indonesia yang berantakan
- Memperbaiki terjemahan terhadap kata-kata english seperti : too, General, alright, emperor, majesty, dll..
yang jika diterjemahkan secara langsung malah jadi aneh kalimat / katanya.
- Menghilangkan kalimat copyright / diterjemahkan oleh …
- Memperbaiki struktur kalimat bahasa Indonesia yang berantakan
- Memperbaiki terjemahan terhadap kata-kata english seperti : too, General, alright, emperor, majesty, dll..
yang jika diterjemahkan secara langsung malah jadi aneh kalimat / katanya.
- Menghilangkan kalimat copyright / diterjemahkan oleh …
Internet
Gratis 2015
Trik internet gratis menggunakan
SSH.
nah,
kalau yang trik ini Seperangkat senjata untuk siap meluncur ke gratisan sudah
saya paketkan sehingga memudahkan sobat untuk mencoba trik SSH ini.
adapun
langkah-langkahnya yaitu:
atau
download versi 2 nya disini DOWNLOAD HERE V.2.0
2.
buka softwarenya dan baca pada halaman Welcome
3.
Lihat menu di bawahnya, terdapat 2 menu yaitu TUTORIAL dan MULAI. jika sobat
sudah tau cara menggunakannya.
untuk
menu tutorial sobat akan di ajarkan cara menggunakan softwarenya.
lihat
gambar di bawah ini. jika ingin buka tutorialnya sobat klik saja ICON pada
Operator Seluler yang sesuai kartu yang sobat pakai sekarang.
4.
Jika sudah paham,silakan aja sobat ke TKP. dengan mengklik menu MULAI.
disini
sobat akan di suguhkan bermacam Patch/injeksi Port Operator. pilihlah terlebih
dahulu patch yang sesui kartu yang sobat pakai dan pilih salah satu portnya.
jika sudah segera di jalan portnya.
lihat
dibawah ini gambarnya
5.
Jika portnya sudah di jalankan maka langkah terakhir sobat menjalankan Software
SSH SBF 2.41 nya, klik saja pada menu LET'S GO
jika
belum juga paham cara menjalankan SSHnya tenang saja masih ada jalan silakan
sobat langsung menuju ke Blog resminya DISINI atau
FBnya
SARAN
SAYA:
1.
Demi kenyamanan jaringan sebaiknya sobat makai kartu XL saja
2. Perlu
di Setting dulu Pc/laptop sobat yaitu:
a. matikan windows FIREWALL
b. matikan antivirus
agar
memudahkan sobat koneksi ke server, biasanya kendala ada disitu jika terjadi
error koneksi.
sekarang
alhamdulillah ya, saya sudah dapat akun Premium gratis sob dari Adminnya dan bebas
memilih server yang saya inginkan.
Judul Lagu
|
File MP3 |
---|---|
Rutinan Bustanul Asyiqin | 50.6 MB |
Tausiyah Rutinan Bustanul Asyiqin | 26.1 MB |
Simpang Lima Semarang Bersholawat - Habib Syech | 48.7 MB |
Jungke Berdzikir dan Bersholawat Bersama Habib Syech | 54.4 MB |
Padang Bulan (Pengantin Baru) | 16.7 MB |
Al Anwar Bersholawat Bersama Habib Syech dan KH Maimun Zubair | 124.0 MB |
Al Anwar Bersholawat Bersama Habib Syech dan KH Maimun Zubair | 91.0 MB |
Gus Ghofur - Hubun Nabi Alal Insani -Suluk- (Live Rembang) | 1.7 MB |
Gus Ghofur - Innal Qulub -Suluk- (Live Rembang) | 1.7 MB |
Kanan Nabi-Suluk- (Live Rembang) | 4.3 MB |
Man Mitslukum -Suluk- (Live Rembang) | 1.5 MB |
Gus Elham - Adimis Sholata (suluk) | 2.7 MB |
Gus Ghofur - Ya Hujrotan -Suluk- (Live Rembang) | 1.6 MB |
Gus Wahid - Kullul Qulub -Suluk- (Live Malaysia) | 1.5 MB |
Gus Wahid - Robbi Faj'al Mujtama'na (Live Al-Hidayah) | 8.2 MB |
Alloh Alloh AlMadad (Live Rembang) | 868.8 KB |
Allohul Kafi -Repote- (Live Rembang).mp3 | 2.0 MB |
AnNabi Shollu Alaih (Live Rembang) | 2.3 MB |
Dauni - Ya Ala Baitin Nabi (Live Purbolinggo) | 2.3 MB |
Ibadalloh Rijalalloh (Live Rembang) | 2.6 MB |
Ilahi Lastu Lilfirdausi(Live Purbolinggo) | 1.6 MB |
Laa Ilaaha Illalloh Alloh Alloh (Live Rembang) | 1.0 MB |
Ma Madda (Live Rembang) | 2.0 MB |
Maulaya Sholli (Burdah) (Live Purbolinggo) | 1.5 MB |
Padang Bulan-Syiir NU-Lir Ilir (Live Rembang) | 8.7 MB |
Qad Tamamalloh (Live Rembang) | 3.6 MB |
Qul Ya Adzim (Live Purbolinggo) | 877.8 KB |
Yaa Badrotin (Live Purbalingga) | 637.6 KB |
Syiir Tanda Kiamat (Live Rembang).mp3 | 1.6 MB |
Yaa Badrotin (Live Purbalingga) | 723.4 KB |
Ya Rosulalloh Ya Nabi (Live Purbolinggo) | 3.8 MB |
Ya Thoybah (Live Purbolinggo) | 2.7 MB |
Yaa Habibana Abdur Rohman Saqaf (Live Rembang) | 1.4 MB |
Khoirol Bariyyah (Live Rembang) | 7.1 MB |
Yaa Imamar Rusli (Live Rembang) | 3.7 MB |
Habib Syech - Adzan | 4.0 MB |
Habib Syech - AlMadad (Live Rembang) | 4.2 MB |
Habib Syech - Berkat Sholawat (Live Sragen) | 5.6 MB |
Habib Syech - Duhai Nabi Pujaan | 1.5 MB |
Habib Syech - Eling-eling | 6.3 MB |
Habib Syech - Miftahul Jannah - Hafidlol Ilahu (Live Rembang) | 3.4 MB |
Habib Syech - Pepali Ki Ageng Selo (Live Bustan) | 3.5 MB |
Habib Syech - Pepali Ki Ageng Selo (Live GBA) | 4.0 MB |
Habib Syech - Pepali Ki Ageng Selo (Live Purwodadi) | 10.6 MB |
Habib Syech - Sholatun - Subhanalloh (Live Semarang) | 5.8 MB |
Habib Syech - Syaikhona La Syaikho Mitsli (Live Bustan) | 6.9 MB |
Habib Syech - Syiir Cinta Sahabat Rosul | 3.5 MB |
Habib Syech - Syiir Pemilu Presiden 2014 | 2.4 MB |
Habib Syech - Ya Habibana Ali (Live Kudus) | 4.2 MB |
Habib Syech - Ya Robbana Ighfirlana (Birul Walidain) | 1.0 MB |
Habib Syech - Ya Robbana' Tarofna | 2.2 MB |
Habib Syeh - Syi'ir Pemilu | 3.9 MB |
Kisah Sang Rosul - Habib Syech (Live Nurul Islam Ngresep Ngemplak) | 5.2 MB |
POLRI,TNI,Masyarakat Purbalingga Bersholawat - Habib Syech 31-08-2013 | 38.8 MB |
Sholatullohi Ma Lahat - Habib Syech (Live Masjid Agung Surakarta) | 1.0 MB |
Allohu Alloh | 10.1 MB |
Ya Waridal Mustofa | 9.4 MB |
Antal Amin | 13.9 MB |
Ilaahi nas Aluk Bil Ismil 'Adzom | 11.3 MB |
Da'uni | 9.2 MB |
Ahlan wa Sahlan bin nabi | 8.0 MB |
Ya Robbi Ya 'Alimal Hal | 14.6 MB |
Al-i'tirof -Habib Syech Vol 10 | 10.6 MB |
Al madad -Habib Syech Vol 10 | 7.6 MB |
Kisah Arrosul -Habib Syech Vol 10 | 9.0 MB |
Lir - ilir -Habib Syech Vol 10 | 4.8 MB |
Padang bulan -Habib Syech Vol 10 | 8.4 MB |
Shoawat kawakib -Habib Syech Vol 10 | 8.2 MB |
Ya Maulidal Mustofa | 14.5 MB |
Qod Kaffani | 10.4 MB |
Ya Robbah Makkah | 9.2 MB |
Binafsiya Abdi | 12.4 MB |
Da'uni | 10.8 MB |
Bijaahil Musthofal Mukhtar | 11.4 MB |
Ya Latifan Bil 'ibad | 18.1 MB |
Ya Dzal Jalali Wal Ikram | 26.9 MB |
Ya Robbi Bil Mustofa | 12.8 MB |
Ya Ar Khamarrokhimin | 19.3 MB |
Maulana Ya Maulana | 13.1 MB |
Qod Tamamallah | 17.8 MB |
Ya Laqolbin | 13.0 MB |
Sholawatullahi Taghsya | 17.6 MB |
Ya Sayyidi Rosul Ya Thohir | 37.0 MB |
Ya Rasulullah Salamun 'alaik | 23.2 MB |
Lighoiri jamalikum | 19.9 MB |
Busyrolana | 20.1 MB |
Ya Habib | 20.2 MB |
Li burojuka | 19.4 MB |
Ya Allah Biha | 22.0 MB |
Qod Tamamallah | 23.3 MB |
Laillahailallah | 15.1 MB |
Ya ala Baitin Nabi | 15.2 MB |
Assalamualaika | 22.2 MB |
Khobbiri | 21.4 MB |
Khoiril Bariyah | 15.3 MB |
Thola'al Badru | 17.2 MB |
Alfu Shollallah | 21.6 MB |
Shollawatul Badar | 16.7 MB |
Sholatun Bissalamil Mubin | 4.2 MB |
Miftakhul Jannah | 3.9 MB |
Ya Khadi | 2.9 MB |
Ya Kada Man Syaduh | 3.6 MB |
Allahumma Sholli Ala Muhammad | 5.1 MB |
Marhaban | 4.8 MB |
Sholawat Burdah | 2.8 MB |
Ya Hanana | 7.0 MB |
La Ilaha Illallah | 4.1 MB |
Mammada | 5.8 MB |
Nurul Musthofa | 5.4 MB |
Anta Nasachoh | 6.3 MB |
Ya Rosulallah Ya Ahlal Wafa | 5.6 MB |
Ya Thoyyibah | 5.6 MB |
Subhanallah | 8.8 MB |
Robbi Fajalna | 8.9 MB |
Annabi Sollu Alaih | 6.3 MB |
Lisaani | 8.0 MB |
Solatullah Ala Thoha Al Yamani | 8.2 MB |
Alhamdulillah | 4.1 MB |
Habib_Syech Vol 9-1 Subhanallah | 8.8 MB |
Ahlan wa Sahlan bin Nabi - HABIB SYECH | 7.8 MB |
Ahmad Ya Habibi - HABIB SYECH (LIVE) | 2.7 MB |
Al Madad Ya Rasulallah-HABIB SYECH(LIVE ALHIDAYAH).mp3 | 5.9 MB |
Al Maddad Ya Rosulallah - HABIB SYECH (LIVE KAYEN).mp3 | 6.0 MB |
Al Maddad Al Maddad - HABIB SYECH (LIVE) | 5.6 MB |
Alfa Shollallah - HABIB SYECH | 8.4 MB |
Alhamdulillah - HABIB SYECH | 3.0 MB |
Allah Allah Al Madad Ya Rosulallah - HABIB SYECH (LIVE) | 15.0 MB |
Allahu Allah - HABIB SYECH | 10.0 MB |
Allahul Kaffi - HABIB SYECH (LIVE) | 4.0 MB |
Allahumma Sholi Ala Muhammad - HABIB SYECH (LIVE) | 2.1 MB |
Allahumma Sholli 'Ala Muhammad - HABIB SYECH | 19.7 MB |
An Nabi Sholu 'Alaih + Suluk - HABIB SYECH (LIVE SEMPU).mp3 | 4.1 MB |
Annabi Sholu 'Alaih - HABIB SYECH | 4.6 MB |
Anta Nuskhatul Akwaan - HABIB SYECH | 6.1 MB |
Assalam'alaik - HABIB SYECH | 8.7 MB |
Assalamu'alaik - HABIB SYECH (LIVE) | 5.1 MB |
Bighoiri Jamaalikum - HABIB SYECH | 9.9 MB |
Bijaahil Musthofal Mukhtar(Sa'altullah Abarina) - HABIB SYECH | 11.4 MB |
Binafsiya Afdi - HABIB SYECH | 12.3 MB |
Burdah - HABIB SYECH (LIVE) | 3.1 MB |
Busrolana - HABIB SYECH | 10.0 MB |
Busrolana - HABIB SYECH (LIVE) | 6.6 MB |
Da'uuni - HABIB SYECH | 10.7 MB |
Da'uuni Fal Ladzii Ahwa Da'ani - HABIB SYECH | 9.0 MB |
Huwannur, Khoirol Bariyah - HABIB SYECH (LIVE) | 5.8 MB |
Huwannur (Suluk) - HABIB SYECH (LIVE) | 11.8 MB |
Ilaahi nas Aluk Bil Ismil 'Adzom - HABIB SYECH | 11.1 MB |
Khobiri - HABIB SYECH | 8.3 MB |
Khoirol Bariyyah - HABIB SYECH | 5.8 MB |
La Ilaha Ilalloh - HABIB SYECH | 7.4 MB |
Laa Ilaaha Illallaah - HABIB SYECH | 3.8 MB |
Labbaikallahumma Labbaik - HABIB SYECH (LIVE KTS) | 10.9 MB |
Liibirujuwak - HABIB SYECH | 9.5 MB |
Lir Ilir - HABIB SYECH (LIVE).mp3 | 4.2 MB |
Lisaa Ni Bikhamdillah - HABIB SYECH | 5.8 MB |
Maa Madda - HABIB SYECH | 5.5 MB |
Mahlul Qiyam - HABIB SYECH (GUNUNG KUNCI) | 7.4 MB |
Marhaban - HABIB SYECH | 18.8 MB |
Marhaban Ya Romadhon - HABIB SYECH (LIVE) | 4.1 MB |
Maulana ya Maulana - HABIB SYECH | 6.5 MB |
Miftahul Jannah - HABIB SYECH | 15.1 MB |
Miftahul Jannah - HABIB SYECH (LIVE) | 5.0 MB |
Munajat - HABIB SYECH (LIVE) | 5.2 MB |
Nurul Musthofa - HABIB SYECH | 5.2 MB |
Padang Bulan - HABIB SYECH FEAT. HABIB LUTFI | 11.1 MB |
Padang Bulan - HABIB SYECH FEAT AM KUDUS (LIVE) | 8.3 MB |
Padang Bulan - HABIB SYECH (LIVE) | 8.4 MB |
Padang Bulan Baru, Syi'ir NU - HABIB SYECH (LIVE KTS) | 14.5 MB |
Padang Bulan Versi Baru - HABIB SYECH (LIVE KARTASURA) | 2.4 MB |
POLISI PRAPATAN | 3.4 MB |
Qod Kafani 'Ilmu Robbi - HABIB SYECH | 10.3 MB |
Qod Tamamallah Maqo Sidana - HABIB SYECH | 8.9 MB |
Qod Tamamalloh - HABIB SYECH | 11.5 MB |
Robbi Faj'alna Minal Akhyar - HABIB SYECH | 6.5 MB |
Robbi Kholaq Thoha Minnur (Antal Amin) - HABIB SYECH | 13.7 MB |
Shalawat Burdah - HABIB SYECH | 10.7 MB |
Sholatullah 'Ala Thohal Yamani - HABIB SYECH | 6.0 MB |
Sholatun - HABIB SYECH | 16.3 MB |
Sholatun - HABIB SYECH (LIVE) | 7.0 MB |
Sholawat Badar - HABIB SYECH | 6.6 MB |
Sholawat Badar N - HABIB SYECH (LIVE) | 4.6 MB |
Sholawat Burdah & Busrolana - HABIB SYECH (LIVE) | 5.3 MB |
Sholawat NU - HABIB SYECH (LIVE) | 3.6 MB |
Sholi Wa Salimda - HABIB SYECH ft GUS KARIM (LIVE) | 17.2 MB |
Sholi Wa Salimda - HABIB SYECH (LIVE MAJLIS AL HIDAYAH) | 5.2 MB |
Sholi Wa Salimda N - HABIB SYECH (LIVE) | 4.2 MB |
Sholli Wa Salimda - HABIB SYECH (LIVE Pertamina Bersholawat) | 6.7 MB |
Sidnan Nabi & Da'uni - HABIB SYECH (LIVE) | 5.7 MB |
Si'ir Hj. Siti Maryam Ahmad Musthofa - HABIB SYECH (LIVE) | 18.7 MB |
Si'ir Kyai Ali Maksum Krapyak - HABIB SYECH (LIVE) | 6.8 MB |
Solawatullahi Taghsya - HABIB SYECH | 8.6 MB |
Subhanallah - HABIB SYECH | 6.5 MB |
Subhanallah Wal Hamdulillah - HABIB SYECH (LIVE) | 3.3 MB |
Syair Kisah Sang Rosul (Rohatil Athiyar) - Habib Syech Bin Abdul Qodir Assagaf | 10.5 MB |
Syi'ir Tanpo Waton - HABIB SYECH | 5.5 MB |
Syi'ir Tanpo Waton (Di An-Nur) - HABIB SYECH (LIVE) | 10.4 MB |
Thola'al Badru - HABIB SYECH | 6.7 MB |
Tombo Ati - HABIB SYECH (GUNUNG KUNCI) | 3.3 MB |
Ya Ahla Baitin Nabii - HABIB SYECH | 7.4 MB |
Ya Allah Biha - HABIB SYECH | 10.9 MB |
Ya Arkhamar Rohimin - HABIB SYECH | 9.5 MB |
Ya Badrotim - HABIB SYECH (LIVE) | 1.9 MB |
Ya Dzal Jalali wal Ikrom - HABIB SYECH | 13.3 MB |
Ya Habib - HABIB SYECH | 10.0 MB |
ya Habibana - HABIB SYECH (LIVE) | 4.5 MB |
Ya Habib (Versi 2) - HABIB SYECH (LIVE) | 4.9 MB |
Ya Hanana - HABIB SYECH | 6.8 MB |
Ya Hananaa - HABIB SYECH (LIVE) | 5.0 MB |
Ya Laqolbin - HABIB SYECH | 6.4 MB |
Ya Latifa bil Ibad - HABIB SYECH | 9.0 MB |
Ya Maulidal Musthofa - HABIB SYECH | 14.4 MB |
Ya Rasulallah Ya Ahlal Wafa' - HABIB SYECH | 14.5 MB |
Ya Rasulullah Salaamun 'Alaik - HABIB SYECH | 11.5 MB |
Ya Robba Makah - HABIB SYECH (LIVE) | 4.2 MB |
Ya Robba Makkah - HABIB SYECH | 9.2 MB |
Ya Robbana Ya Robb - HABIB SYECH (LIVE KARTASURA) | 6.9 MB |
Ya Robbi bil Musthofa - HABIB SYECH | 6.3 MB |
Ya Robbi Sholi 'Ala Muhammad - HABIB SYECH (LIVE) | 3.2 MB |
Ya Robbi Ya 'Alimal Hal - HABIB SYECH | 14.5 MB |
Ya Sayyidar Rosul Bithohir - HABIB SYECH | 18.4 MB |
Ya Thoybah - HABIB SYECH | 5.4 MB |
Ya Waridal Insii Wal Afrokhi - HABIB SYECH | 9.2 MB |
Yaa Khadii - HABIB SYECH | 11.2 MB |
Yakadu Min Syiddati - HABIB SYECH | 13.9 MB |
Yalaqolbin&Ahmad Ya Habibi - HABIB SYECH (LIVE) | 6.9 MB |
Shalawat Habib Syekh Versi Shalawatku.com
- 01. Al Madad
Download - 02. Padang Bulan
Download - 03. Sholawat Kawakib
Download - 04. Al I'tirof
Download - 05. Lir-ilir
Download - 06. Kisah Arrosul
Download
Google Drive
- 01. Habib Syech Vol 10 - Al Madad [Sholawatku.Com].mp3
- 02. Habib Syech Vol 10 - Padang Bulan [Sholawatku.Com].mp3
- 03. Habib Syech Vol 10 - Sholawat Kawakib [Sholawatku.Com].mp3
- 04. Habib Syech Vol 10 - Al I'tirof [Sholawatku.Com].mp3
- 05. Habib Syech Vol 10 - Lir-ilir [Sholawatku.Com].mp3
- 06. Habib Syech Vol 10 - Kisah Arrosul [Sholawatku.Com].mp3
Shalawat Habib Ja'far Al-Jufri Versi Jafarmania.blogspot.com
- lir ilir habib ja'far bin utsman aljufri download klik
- qosidah habib ja'far bin utsman aljufri download klik
- qosidah habib ja'far bin utsman aljufri download klik
Mengenai Saya
Label
Translate
Ads
Popular posts
-
Assalamualaikum wr. wb. Memang masa SMP adalah masa perubahan fase kanak-kanak menuju dewasa (remaja). Mungkin sebagian o...
-
1. Melacak alamat IP suatu situs 2. Melacak Real Adress server suatu situs 3. Cara Mengetahui IP address lawan chatting kita (::...
-
Menurut pandangan Islam, pada hakikatnya kekuasaan adalah amanat Allah SWT yang diberikan kepada seluruh manusia. Kemudian kekuasaan it...
-
untuk mendownload klik MB-MBnya JUDUL LAGU MP3 Ahlan Wa Sahlan - Rohim 13.2 MB Ahmad Ya Habibi - Ali 10.4 MB Ajib Ajib Jos 4.8 M...
-
Ingin main game komputer tapi gambar patah-patah dan nyangkut-nyangkut saat game dimainkan, jadinya kita kurang menikmati memainkan game te...
-
Bahtsul Masail Diniyyah Qanuniyyah (pembahasan masalah keagamaan khusus berkaitan dengan persoalan hukum dan kebijakan negara), yang me...
-
Hai, mungkin sobat semua yang suka dunia maya pasti ingin menjadi seorang hacker. Nah pada kesempatan kali ini saya akan berbagi trick awa...
-
Selalu Konsisten dengan Madzhab Syafi'i Perkembangan agama Islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kiprah para tokoh agama d...
-
Komandan Hizbullah Pendiri Madrasah Pertama di Blambangan Selatan Pada zaman-zaman perjuangan merebut kemerdekaan, banyak sekali ko...
-
Tokoh Revolusioner Abad 20 Jakarta.Nu.Online .Gelar sebagai bapak perfilman nasional bagi Usmar Ismail bukanlah yang di terapkan begitu...
Menu
Advertisement With Us
Popular Posts
-
Assalamualaikum wr. wb. Memang masa SMP adalah masa perubahan fase kanak-kanak menuju dewasa (remaja). Mungkin sebagian o...
-
1. Melacak alamat IP suatu situs 2. Melacak Real Adress server suatu situs 3. Cara Mengetahui IP address lawan chatting kita (::...
-
Menurut pandangan Islam, pada hakikatnya kekuasaan adalah amanat Allah SWT yang diberikan kepada seluruh manusia. Kemudian kekuasaan it...
-
untuk mendownload klik MB-MBnya JUDUL LAGU MP3 Ahlan Wa Sahlan - Rohim 13.2 MB Ahmad Ya Habibi - Ali 10.4 MB Ajib Ajib Jos 4.8 M...
-
Ingin main game komputer tapi gambar patah-patah dan nyangkut-nyangkut saat game dimainkan, jadinya kita kurang menikmati memainkan game te...
-
Bahtsul Masail Diniyyah Qanuniyyah (pembahasan masalah keagamaan khusus berkaitan dengan persoalan hukum dan kebijakan negara), yang me...
-
Hai, mungkin sobat semua yang suka dunia maya pasti ingin menjadi seorang hacker. Nah pada kesempatan kali ini saya akan berbagi trick awa...
-
Selalu Konsisten dengan Madzhab Syafi'i Perkembangan agama Islam di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kiprah para tokoh agama d...
-
Komandan Hizbullah Pendiri Madrasah Pertama di Blambangan Selatan Pada zaman-zaman perjuangan merebut kemerdekaan, banyak sekali ko...
-
Tokoh Revolusioner Abad 20 Jakarta.Nu.Online .Gelar sebagai bapak perfilman nasional bagi Usmar Ismail bukanlah yang di terapkan begitu...